Saturday, December 5, 2015

Life Story : "Han Soo Jun"

Han adalah seorang manajer baru di perusahaan kami, ia adalah orang yang misterius, cerdas dan sangat jenius. Kemampuannya dalam segala bidang bahkan bidang ilmu pengetahuan umum dan ilmu komputer melampaui batas semua manajer yang ada di perusahaan kami. Bisa dibilang ia ibarat "Einstein"-nya perusahaan kami.

Han baru bekerja disini selama 3 bulan tapi ia sudah menjadi manajer kepala hanya dalam waktu 2 bulan, sebuah rekor baru yang sebelumnya dipegang oleh Kim San Joong yaitu 2 tahun 2 bulan. Han menunjukan puluhan prestasi yang ia torehkan selama ia bekerja, seperti misalnya ia membawa perusahaan ke jenjang pemasaran saham internasional hanya dalam 1 Minggu, dan ia melakukannya sendiri, atau ia membuat tim ahli teknologi dan pengembangan riset di perusahaan kami, kemudian menghasilkan tenaga ahli dalam negeri yang memiliki kualitas sama seperti doktor. Dan ia hanya melakukannya selama 1 bulan.

Perusahaan memujinya dengan jutaan sanjungan, namun disisi lain ia mendapat ancaman karena beberapa orang yang iri akan prestasinya. Ia mampu bekerja individu dan bekerja dalam tim, ia melakuannya jauh melebihi orang lain. Perusahaan bahkan memberikannya hak akses pemilihan tenaga kerja yang notabene seharusnya hanya dimiliki oleh bagian HRD saja. Maka ia dijadikan bulan-bulanan oleh karyawan lain, hal tersebut diperparah oleh kebiasaannya untuk diam tanpa menyapa orang lain. Ia cukup tertutup untuk beberapa orang.

"Kau mungkin cerdas, tapi kau tak perlu menyombongkannya pada kami!" Salah seorang manajer membentaknya di pagi hari dan mendaratkan pukulan tepat di kepalanya. Pukulan tersebut cukup keras dan membuat Han jatuh tersungkur dari kursi kerja nya.

Semua orang melihat kearahnya, termasuk aku. Han berdiri perlahan dan membenarkan kemeja serta rompi jas yang tengah ia kenakan, ia menatap tajam karyawan tersebut tepat ke arah matanya.

"Sudah selesai? Kau sudah puas? Aku masih punya pekerjaan yang harus ku selesaikan." Celetuknya.

"Sombong sekali kau! Kau pikir dengan menjadi kepala manajer hanya dalam 3 bulan membuatmu terlihat cukup keren, hah?! Aku dan kau masih terlihat jelas perbedaan pengalamannya, jadi aku masih senior mu! Kau harus tunduk padaku!" Ujar kepala bagian tersebut.

Han meminum seteguk kopi yang ia siapkan di atas meja, ia tersenyum dalam kearah manajer tersebut, ia kemudian berkata,

"Ya, kau seniorku. Tapi aku lebih mengagumkan darimu! Pantaskah aku tunduk pada orang yang lebih bodoh dariku? Kurasa tidak!" Ia menunda gelas kopi tersebut.

"Seharusnya kau berpikir jika aku lebih mengaggumkan darimu, kau hanya iri dariku, bukan? Kenapa perusahaan memilih aku, orang baru, untuk menjadi pemimpinmu dan bukan kau? Karena perusahaan tahu, mana orang jenius, mana sampah sepertimu. Kukira perusahaan membuat hal tersebut cukup jelas, tapi ternyata kau masih terlalu bodoh untuk memahaminya!"

Ungkapan sarkastik dari Han ada benarnya juga, tuan San Joon memang sudah 12 tahun bekerja di sini, tapi ia terlihat seperti tidak melakukan apapun selama ia bekerja. Tapi apa harus seperti itu cara penyampaiannya?

2 Minggu kemudian perusahaan melakukan pengurangan karyawan, hal tersebut menyangkut tentang Han. Rencananya, perusahaan akan mengurangi bagian teknologi & riset, bagian komputer dan bagian staff yang semuanya dinaungi oleh Han, perusahaan berpikir, "Jika Han bisa melakukannya sendiri, mengapa kita harus memperkerjakan 'pengangguran' di perusahaan tersebut?". Semua orang tersentak atas kebijakan perusahaan, tapi dengan santai, Han naik ke atas panggung aula dan mengambil mic yang sedang karyawan HRD itu pegang.

"Kurasa ide yang sangat buruk untuk melakukan pengurangan karyawan, aku memang bisa melakukannya sendirian, tapi apa kalian tidak berpikir jika aku melakukannya sendirian, semuanya akan terasa sangat berat bagiku? Aku harus melakukan riset dengan tim yang sangat sedikit? Jika 20 karyawan saja aku membutuhkan waktu 2 Minggu, bagaimana jika aku melakukannya dengan jumlah tim yang lebih kecil? Aku tak mau ada pengurangan."

Pak Han sebenarnya bisa saja mengeluarkan pak San Joon, tapi ia tetap memilih mempertahankannya.

"Huh, kau selalu seperti itu. Kau sudah menyelamatkan 76 karyawan lebih yang seharusnya dipecat, aku tak tahu jalan pemikiranmu." celetus karyawan HRD itu.

"Kukira aku punya hak untuk menentukan tim ku sendiri, bukan? Sudah ada di kontrak tambahan. Jadi aku pekerjakan tim yang menurutku hebat, semua orang punya batasan mereka masing-masing dan punya keinginan yang berbeda-beda. Kenapa aku harus membuang orang yang mempunyai ilmu atau keinginan dibawahku? Mereka bisa belajar, bukan? Mungkin tidak semua hal bisa dilakukan orang itu, tapi setidaknya ia akan ahli dalam 1 bidang. Dan itu yang ku butuhkan, hanya 1 keahlian."

Perkataan pak Han mungkin menurutku kasar, tapi itulah cara paling ampuh yang membuat ia didengar dan dipercaya oleh karyawannya, baik junior maupun senior yang ada disana. Ia tidak melihat dari segi organisasi, ia melihat dari segi tim. Dan itu yang membuatnya menjadi "Kartu AS" perusahaan kami.

======================================================

#Created by: Aped