Wednesday, May 27, 2015

Diary : "Matanya..." (Episode 2)

"Kenapa kau berkeringat? Apa kau takut? Kenapa kau pucat? Apa kau gugup? Kenapa kau bicara terbata-bata? Apa kau tak percaya? hihi, manusia sangatlah lucu ya jika mereka sedang ketakutan." Ujarnya ketika dia menatap dalam mataku.


Tuesday, May 26, 2015

Hijab Rangers - Realita Gadis Muslim di negeri Sakura : "Langkah Pertama"

"Hup... ah!! Akhirnya sampai juga !! hahaha...." Tawa kecil terlukis di wajahku, berharap hari-hari baru yang akan ku bangun di kota ini menjadi lebih baik ketibang di negara asalku, Indonesia.

Yap! Hari ini adalah hari pertama bagi kaki ku untuk mengukir langkah pertama di kota besar ini, aku berada di TOKYO !! Aaah..! betapa senangnya hati ini! Sedari dulu aku selalu bercita-cita untuk melanjutkan studi perguruan tinggi ku di luar negeri dan kali ini Allah mengabulkan permintaanku.

Sunday, May 24, 2015

Saturday, May 23, 2015

Yang ke 4

Pernahkah kalian mendengar kaum ke-4? Mereka bukanlah manusia, bukanlah iblis, dan bukan pula malaikat.

Pernahkah kalian mendengar tentang kaum ke-4? Mereka tidak hidup, ataupun tidak mati.

Pernahkah kalian mendengar tentang kaum ke-4? Memiliki sayap yang jelas tak dimiliki oleh manusia. Sayap mereka tidaklah putih seperti penggambaran malaikat, ataupun tidak hitam seperti penggambaran iblis.

Friday, May 15, 2015

Dear God...

"Untuk Tuhan....


Aku mencintai gadisku lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Aku menyayanginya lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Tiap kali aku tertidur, tak pernah lupa aku berdoa untuknya... Kupikir Engkau tahu kan setiap kali doa ku sebelum tidur selalu kutujukan untuknya?Kau tahu, Tuhan? Tiap kali ia menangis, aku selalu berharap untuk bisa menjadi bahu penenang untuk dirinya. Meski aku tahu... Meski aku harus menerima kenyataan ketika ia tersenyum kembali, ia tak akan pernah mengingatku.Namun ketika aku mulai mencintainya, aku merasa sangat takut... Aku sangat takut akan kehilangan dirinya. Aku memutuskan untuk meninggalkannya ditempat dimana aku pertama kali bertemu dengannya... Dan sekarang aku berharap ia akan kembali padaku...

Tuesday, May 12, 2015

(OVA) Sit Up Comedy: "Truk"

Buat orang yang sibuk kaya gue, jam pulang kantor adalah jam paling menyebalkan pertama setelah jam berangkat kerja (Rush Hour). Kalau gue gambarin antara semut kondangan dengan di jalan raya, rasanya masih rame jalanan kalo di jam-jam kaya gitu. Ada yang jalan kaki lah, orang ngendarain mobil lah, orang naik motor lah.. bahkan lo bisa liat motor naik orang di jalanan! Gilee...! Segimana ramenya tuh.

Belum lagi jalanan yang super macet di jam pulang kantor... Dih..! amit-amit deh. Ibarat kata nih ya, lo pulang dari kantor itu barengan sama nenek lo berangkat haji, nenek lo udah pulang haji nah lo masih diem di lampu merah. Buiiih!! Gile kan macetnya?

Saturday, May 9, 2015

Surat Cinta

"Pertama kali aku melihatmu, rasanya hatiku langsung berdebar-debar. Matamu yang menandakan keseriusan dalam kehidupan, wajahmu yang tampan nan rupawan dan wangi tubuhmu yang sangat wangi membuat aku merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya padamu, senior. 

Senior, aku sangat menyukaimu. Maukah engkau pergi ke belakang sekolah sendirian pukul 5 sore ini setelah kau menerima surat dariku? Untuk menemuiku dan sekedar berbincang hangat, aku harap engkau mau datang kesana. Surat ini aku buat tulus untukmu, setulus aku menyayangimu.

-Pemuja Rahasiamu-"

Tuesday, May 5, 2015

Perfect Happiness

"Dreamer"

Suatu sore, aku terduduk di pinggiran trotoar, di sebuah jalanan raya nan besar yang padat akan kendaraan mewah berlalu lalang di muka. Jelaga hitam, bunyi bising dari klakson, dan suara pacuan gas terdengar dari mesin-mesin kuda tersebut bak instrumen musik merdu di sore hari melengkapi keseharian ibu kota. Aku terpaku diam di sana, menantikan sang mata tiga menunjuk warna merah guna menghentikan raksasa-raksasa berkuda itu berdiam diri di dekat trotoar itu.

"Pak... Korannya, pak". Ku ketuk salah satu kaca pada kendaraan itu, kucoba jajali lembaran demi lembaran surat kabar yang ku pegang sejak pagi tadi. Berharap seorang dermawan mau mengulurkan tangannya dan membeli apa yang ku jual, namun, sepertinya harapanku hanya akan menjadi angan belaka.