Friday, August 7, 2015

Sorry

Terdengar suara langkah dari arah tangga loteng. Sebuah langkah kaki setengah lari menghampiri Akagi, semakin lama semakin mendekat. Akagi yang penasaran membalikkan tubuhnya dan melihat kearah asal suara itu.
Tak lama kemudian berdirilah di garis pintu loteng sekolah, seorang gadis dengan nafas terengah-engah berdiri dan menatapku.


"Naomi..." Akagi tersenyum kearah gadis itu, gadis yang bernama Naomi.

Namun ia tak membalasnya, bahkan ia berjalan sangat cepat menghampiri Akagi hingga kemudian ia menampar pipi kanan Akagi dengan sangat keras.

"Kau! Kenapa kau tak mengatakan apapun padaku!" Ucap Naomi pada Akagi.

Akagi tersentak dan tak bisa berkata apapun. Seolah tamparannya membuat kedua bibirnya terkunci rapat. Ia hanya tertunduk tanpa memandangnya sedikitpun.

"Kau pikir dengan cara kau tak mengatakan apapun akan membuatnya jadi lebih baik?! Dimana otakmu dasar bodoh!" Sekali lagi kata-kata kasar keluar dari mulut Naomi.

"Maaf..." Ucap Akagi perlahan.

"Apa kau pikir aku akan tenang melihatmu pergi begitu saja meninggalkan aku sendiri disini? Setidaknya... setidaknya biarkan aku mengucapkan selamat tinggal padamu dan biarkan aku berkata jujur satu kali saja padamu tentang rahasiaku." Air matanya perlahan turun dan mulai membasahi pipinya.

"Setidaknya biarkan aku menghabiskan waktuku bersamamu untuk malam ini saja, aku ingin bercerita tentang banyak hal sebelum kau pergi untuk waktu yang lama. Setidaknya biarkan aku berjalan disampingmu sebelum kau pergi, setidaknya biarkan aku bercerita untuk terakhir kalinya, setidaknya biarkan aku melakukan banyak hal lain sebelum kau pergi."
Isak tangis menghalangi suaranya dan menghalangi semua perkataan yang ingin sekali ia lontarkan pada Akagi saat itu. Seolah semuanya menjadi sangat berat, bahkan terlalu berat untuk mengangkat kedua bibir merah muda nya. Kedua lengannya menutupi wajah cantiknya dan mencegah Akagi untuk melihatnya ketika ia tengah menangis.

Akagi menarik lengan Naomi dan memeluk tubuhnya. Nafasnya yang bercampur aduk dengan tangisnya terdengar jelas di telinga Akagi. Pelukannya semakin hangat dan erat, ia sangat berharap dapat menenangkan Naomi saat itu.

"Maaf, Naomi..." Ucap Akagi perlahan. "Maaf aku tak mengatakan semuanya karena aku tahu bahwa aku tak mampu untuk meninggalkanmu. Aku masih ingin mendengarkan ocehanmu yang berisik itu, melakukan banyak hal indah bersamamu dan bahkan aku masih ingin bisa berjalan-jalan disampingmu, menghabiskan waktu bersama dan pergi melakukan hal yang kita suka. Tiap tiap kali aku mengingat itu dan rencana kepergianku, rasanya hatiku sangat sesak dan sakit." Jelas Akagi.

"Tapi aku masih belum bisa berkata jujur padamu bahwa aku sebenarnya menyukaimu."

"Meski kau berkata bohong, perasaanmu yang asli sudah sampai dihatiku. Kau tak perlu berbohong untuk mengungkapkan perasaanmu padaku. Tak peduli seperti apa kau bilang benci padaku, aku selalu tahu bahwa kau sebenarnya menyukaiku." Jawab Akagi.

"Tapi aku selalu mempermainkan perasaanmu dengan mengatakan bahwa perasaan suka ku padamu hanyalah sebuah kebohongan. Aku ingin sekali mengatakannya padamu, tapi tidak dengan cara seperti ini." Tukas Naomi.

"Aku hanya membiarkan seorang gadis yang boleh membohongiku, yaitu dirimu. Aku membiarkannya karena aku mengetahui perasaanmu yang sesungguhnya."

"Aku pernah mengatakan bahwa aku akan melupakanmu,"

"Aku akan menuliskan kisah tentang kau dan aku dalam sebuah cerita tentang kita berdua."

"Tapi aku tak bisa membacanya apalagi menilai kisahmu."

"Aku akan mengajarkannya untukmu."

Naomi mengatakan semua yang ingin ia ucapkan pada Akagi. Akagi sangat senang dengan pernyataannya. Namun disisi lain hal ini semakin membuatnya sulit untuk meninggalkan Naomi. Akagi sangat menyayangi Naomi, ia benar-benar menyayanginya.

"Berjanjilah, Akagi, berjanjilah kau akan kembali. Berjanjilah bahwa kau akan pulang, setelah kau pulang berjanjilah padaku kau akan menghabiskan waktumu bersamaku. Berjanjilah ketika kau pulang nanti kau akan mendengarkan semua ceritaku. Dan yang terpenting, berjanjilah padaku setelah kau pulang nanti kau akan tetap menyukaiku." Naomi meminta pada Akagi.

"Ya, aku berjanji padamu. Maka dari itu, tunggulah aku. Aku akan sesegera mungkin kembali dan menemui dirimu. Aku berjanji!"

Akagi mencium kening Naomi dan memeluk erat tubuhnya untuk yang terakhir kali. Sebuah pelukan hangat yang menjadi tanda perpisahan darinya.
===========================================================================

#Created By: Aped '-')/

#NOTE: 
-Cerita ini dibuat berdasarkan SMS 7 kata dari wanita paling dingin dan paling batu yang pernah ada. Dan cerita ini di dedikasikan untuk orangnya. '-')7 

0 komentar:

Post a Comment