Saturday, July 25, 2015

I did it again....

Riuh warga terdengar hingga kamarku dan membangunkanku dari tidur nyenyak semalam. Aku berpikir apa yang terjadi disana, ku angkat kaki ku dan ku tengok keluar jendela yang kebetulan langsung menghadap ke rumah tetanggaku. 



"Ramai sekali di halaman rumahnya, ada apa itu?" gumamku.


Masih menggunakan piyama, aku berlari keluar dan menghampiri kerumunan tersebut. Polisi, ambulan dan tim forensik terlihat sangat sibuk keluar masuk rumah pak tua Reynolds. Perasaanku mulai tidak enak tentang ini, kuberanikan diri bertanya pada salah seorang opsir polisi yang tengah berjaga.


"Ada apa ini?" Tanyaku.


"Siapa anda?" jawab petugas tersebut.


"Aku Helen, tetangga sebelah pak tua Reynolds. Aku terbangun pagi ini karena mendengar keriuhan disini. Ada apa?" Sekali lagi aku bertanya padanya.


"Tetangga?" Potong opsir tersebut. "Kalau begitu bisakah anda ikut ke kantor kami? Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan pada anda disana. Saya mohon kerja sama dengan anda." Ujarnya lanjut.


Aku pun meng-iyakan ajakan opsir tersebut. Aku lekas berdandan dan bersiap menuju kantor polisi tersebut.


Di sepanjang perjalanan, opsir tersebut menceritakan tentang apa yang terjadi. Pak tua Reynolds ditemukan tewas di rumahnya dengan 12 tikaman di punggung. Kemungkinan besar ini adalah pembunuhan. Jujur saja aku cukup terkejut mendengar cerita pak polisi tersebut. Setahuku pak tua Reynolds adalah orang yang baik, ia baik pada tetangga namun siapa sangka ada yang tega melakukan itu padanya. Dia sangat-sangat baik pada siapapun...


Setiba disana aku di dudukan di sebuah ruangan, hanya ada lampu, satu pintu keluar dan sebuah meja beserta kursi di tengahnya. Kurasa ini yang namanya "ruang introgasi". Hanya ada itu yang ku pikirkan. Berjam-jam waktuku menjawab semua pertanyaan-pertanyaan dari opsir disana. Jujur saja itu membuatku agak sedikit kesal dan sangat lelah. 


"Baik mungkin itu saja yang bisa kutanyakan padamu, nona Helen McCarthy." Ucap seorang polisi padaku.


"Terima kasih juga sudah mau menelusuri kasus pak tua Reynolds." Ucapku. "Dia adalah orang yang sangat baik..."


"Ya, kami turut berduka atas kepergiannya. Kami akan bekerja sekuat tenaga untuk menemukan pembunuhnya."


"Opsir, bisakah aku beristirahat dulu di kantor ini? Aku sangat merasa lelah. Sebelum pulang aku ingin tidur dulu..." Ujarku padanya.


"Oh, ya tentu. Kau bisa tidur di kantorku. Ada sofa disana."


"Ya, terima kasih..."


Kuhabiskan waktuku melamun di ruangan tersebut, rasa lelah dan kantuk menjalar perlahan di dalam tubuhku. Perlahan tapi pasti, mataku mulai terasa berat hingga akhirnya aku pun terlelap dalam tidurku. 


satu jam... dua jam... tiga jam... aku tersentak dan bangun. Namun ini cukup aneh karena aku terbangun di sebuah ruang sel penjara, aku bertanya pada diriku, apakah ada seseorang yang memindahkanku saat tidur? Aku pun keluar dan berjalan ke ruang utama. Ini aneh, mengapa semuanya terasa sangat sunyi?


Aku berdiri di ruang utama, aku sangat terkejut ketika melihat keadaan disana. Mayat, darah, peluru dan bau mesiu memadati ruangan dimana aku berdiri saat itu. 


"Yaa Tuhan..." 


Aku berjalan menelusuri ruangan yang sangat luas tersebut. Menginjak darah dan tubuh mati disana. Aku melihat sebuah cermin, kulihat bayanganku disana... penuh darah, noda dan luka tembak di kedua lenganku. 


"Aku melakukannya, lagi..." 


ujarku perlahan sambil meletakan dua buah pistol di kedua tanganku ke lantai.

===============================================================================

#Created by: Aped
NOTE: Sorry for bad story ._.

0 komentar:

Post a Comment