Saturday, September 12, 2015

Phone

*Biip... suara kedupan terdengar di dalam telepon. Menandakan telepon yang ku hubungi tersambung ke kotak pesan suara telepon milik Evelyn.

"Hai aku Evelyn, hari ini aku tak ada di rumah. Tinggalkan bunyi setelah pesan ini ya!" Kotak pesan tersebut menyambut panggilanku.



"Hai, Evelyn. Aku tak tahu apakah kau ada disana atau tidak, tapi dengarkanlah ini.
Aku minta maaf tentang semuanya, tentang kau, tentang aku dan tentang kisah kita. Kita menjalin semuanya bersama dan kita sebagai manusia hanya mengharap sebuah kebahagiaan.
Aku juga manusia dan berharap sebuah kebahagiaan namun setelah yang kita lalui bersama, kurasa ini tak akan berjalan dengan baik.

Jangan salah sangka dulu, aku bersungguh-sungguh ketika mengatakan bahwa aku mencintaimu. ya! Aku benar-benar jatuh cinta padamu. Tiap kali aku pergi berdoa, aku selalu menyebutkan namamu di dalam bait doa ku. Aku selalu berdoa pada Tuhan agar kau dijadikan bidadari bumi yang akan senantiasa bersamaku hingga kita dipindahkan ke surga kelak.

Ingatkah ketika kita bersama dulu? Kita berjalan di taman dan menghabiskan waktu disana, berbincang tentang hal-hal yang biasa namun mengasyikan.
Oh ya! Dan ingatkah kau tentang ciuman pertama kita? Aku beruntung kau dan aku mendapatkan ciuman pertama dari orang yang sama, aku sangat berterima kasih untuk itu.

Meski Tuhan mengatakan bahwa kau bukanlah cinta terakhirku, namun aku sangat bersyukur bahwa kau pernah menjadi cinta pertamaku. Terima kasih untuk cinta yang kau berikan, Evelyn.

Meski Tuhan mengatakan bahwa kau bukanlah bidadari yang akan menemaniku di bumi, tapi aku yakin kau akan menjadi bidadari terindahku di Surga nanti. Terima kasih telah bersabar menantiku, Evelyn.

Semua ingatan kita dulu, kenangan dan semua yang hal yang menjadi rahasia kecil kita akan ku simpan baik-baik dalam memori. Terima kasih telah menjadi seseorang yang paling berharga untukku saat itu, aku sangat senang kau pernah masuk kedalam hidupku dan aku sangatlah menyesal bahwa kau tak akan pernah menjadi milikku.

Evelyn, hari ini aku akan menikah dengan seorang wanita yang akan menjadi pendamping hidupku, aku sangat berharap kau bisa datang dan memelukku untuk terakhir kalinya, sebelum kau benar-benar tak bisa menjadi milikku. Aku ingin mengenalkan kau kepada masa depanku, aku akan menunggumu disana.

Satu hal lagi, aku benar-benar menyayangimu!"

Kemudian aku menutup telepon tersebut, sesaat sebelum Evelyn mengangkat untuk menjawabnya.

=======================================================

Created by: Aped ._.
Sorry for bad Story 

3 comments:

  1. Yuaa itulah yang dinamakan cinta tak harus memiliki dan satu lagi cinta pertama bukan berarti yang terakhir tpi cinta yang terakhir untuk selamanya ,,,

    ReplyDelete
  2. Ieu mah pas pisan jeung laguna esteh12

    ReplyDelete