Saturday, November 21, 2015

Love Story 2

Astrid mungkin adalah seorang "ratu" kecantikan di sekolahnya. Semua orang, baik pria maupun wanita memuji kecantikannya. Matanya yang berwarna abu-abu sangat berbeda dengan mata orang Indonesia pada umumnya, tubuhnya semapai tinggi dan kulitnya putih bersih bak bidadari, membuat kesan wanita tercantik satu kampus ini melekat erat di dirinya.


Astrid sangat baik dan ramah, ia selalu tersenyum tulus pada semua orang. Banyak sekali lelaki yang mendekatinya tapi ia menolak mereka semua, semuanya kecuali satu... Yap, dia menyukai seseorang. Seorang lelaki yang mampu membuat sang ratu bertanya-tanya "siapa dia?" setiap hari, seorang lelaki yang membuat matanya tertuju pada dirinya ketika ia berbicara atau bahkan hanya melangkah di depannya sekalipun. Astrid pernah bertanya pada dirinya, apakah lelaki itu mau berkencan dengannya atau hanya sebatas berpacaran dengannya? Bahkan Astrid rela memberikan ciuman pertamanya hanya untuk lelaki itu.
Tapi dengan tatapan datar dan logat seperti anak SMP, lelaki itu menolak kehadiran Astrid di hatinya. Memberikan alasan? Jangankan hal itu, ia bahkan tidak mendengarkan perkataan Astrid hingga selesai. Pria itu meman cukup keren di mata gadis-gadis, tapi tidak yang paling keren. Bagi sebagian orang, jika Astrid dan lelaki itu berpacaran mungkin saja mereka akan cocok satu sama lain, sang lelaki mempunyai kemampuan, skill dan penampilan yang sangat menarik, sedangkan Astrid adalah gadis cerdas tercantik yang pernah ada. Mungkin ini lebih mirip seperti Queen Bee dan White Knight yang sedang dilanda asmara, tapi nyatanya hal itu tidak terjadi.
"Hey, kau!" Astrid memanggil lelaki itu.
Lelaki itu hanya menoleh sebentar, kemudian sambil memegang sekotak susu murni di tangannya ia melangkah pergi tanpa menghiraukan Astrid.
Astrid berlari dan menyamakan posisinya bersebelahan dengan lelaki itu. Ia bertanya-tanya soal kencan dan berpacaran dengannya, ya... dipikir-pikir mungkin ini terjadi hampir setiap hari kecuali hari libur.
"Kau tidak bosan menanyakan hal yang sama berulang kali padaku?" cetus lelaki itu. "Dan bahkan kau tidak tahu namaku, bukan?".
"Umm- iya aku tak tahu namamu, tapi aku ingin mengenalmu lebih dekat. Boleh ya, boleh ya?"
Lelaki itu berdiri di depannya dan kemudian menarik nafas panjang.
"Maafkan aku, aku tak bisa berkencan ataupun berpacaran denganmu. Aku sudah mengatakan itu berkali-kali tapi, mungkin kau harus tahu ini. Aku sudah menyukai gadis lain. Kau tahu itu?"
Astrid memandang lelaki itu seolah tak percaya.
"Begini, aku mempunyai seorang teman, kami kenal ketika kami sekolah dulu. Ya, sudah cukup lama sih. Kami bersahabat. Sialnya aku dan dia tidak satu kampus, dia sedang meneruskan pendidikannya di kampus lain. Aku menunggu ia lulus dan berencana untuk menikahinya, ya tentunya kami akan berpacaran dulu untuk saling mengenal. Intinya, aku sudah menyukai gadis lain, dan aku percaya ia juga menyukaiku dan sedang menungguku juga. Maaf ya, aku harus pergi!"
Lelaki itu melangkah pergi dan meninggalkan Astrid di sana, keesokan harinya, Astrid hanya memandang lelaki itu dari kejauhan, dengan senyum manis dan rasa kagum yang melekat di dalam dadanya. Ia berbisik pada dirinya sendiri.
"Bukankah sangat beruntung bagi gadis yang ia cintai? Ia menolak ratu sepertiku demi seorang gadis yang bahkan jarang sekali ia temui, jika aku adalah gadis itu, maka aku mungkin menjadi seorang wanita yang paling beruntung yang pernah ada."
Kemudian gumamnya tersebut ia tuliskan di dalam sebuah diari lengkap dengan sketsa dirinya, sebagai pengingat bahwa ia pernah mencintai seorang lelaki misterius. Dan itu adalah cinta pertamanya...
======================================================
@Created by: Aped

1 comment: