Thursday, April 30, 2015

Sepenggal Kisah di Warung Kopi

Ada begitu banyak hal yang bisa dilakukan ketika datang waktu senggang. Berkumpul dengan keluarga, menekuni hobi, jalan-jalan atau sekedar tidur di rumah dan menikmati jam istirahat tambahan. Namun pernahkah anda mencoba berpikir untuk menghabiskan waktu luang anda dengan "nongkrong" di warung kopi atau yang biasa disingkat dengan "Warkop" bersama orang-orang yang tidak anda kenal? 


Waktu itu jam sudah menunjukan pukul 20.00 atau jam 8 malam, kendaraan saling membalap satu sama lain, berharap mereka segera pulang dan bisa menikmati waktu istirahat harian mereka dan bersiap untuk menghadapi kegiatan di esok hari. Tidak terkecuali aku, seorang mahasiswa yang ikut dalam kesibukan jalanan pada malam itu.




"Ini adalah kesekian kalinya aku pulang malam, tapi sepertinya aku membutuhkan sesuatu yang mungkin akan membuat aku tenang sebelum pulang". Pikirku


Memang benar, sudah beberapa hari ini aku lebih sering pulang malam. Entah itu karena tugas, pekerjaan ataupun kegiatan-kegiatan kampus yang menurutku tidak begitu penting yang harus ku jalani. Awalnya aku merasa bahwa ini adalah kegiatan mahasiswa ku, namun hal itu terjadi terus menerus dengan komposisi kegiatan yang sama dan berulang-ulang. Membuat aku jenuh dan muak untuk melakukan hal tersebut. Alhasil, aku tak pernah menikmati hal-hal tersebut dan lebih memilih segera menyelesaikannya dan pulang.


Ku pacu kendaraanku sesantai mungkin. Ku pandangi seluk-beluk malam di sisi kanan dan kiri ku, namun rasa jenuh ini tetap saja ada. 20 menit, 30 menit dan tidak terasa 1 jam aku berada di jalanan malam itu.


"Yasudahlah, langsung pulang saja!" Pikirku ketus, dengan harapan sempit akan menemukan hal yang menarik, aku putuskan untuk bergegas segera pulang. Tidak ada yang dapat membuatku sedikit merasa terhibur hingga akhirnya aku menemukan sebuah kedai "Warung Kopi" di pinggir jalan tak lama setelah itu.


Yah, sebuah kedai warung kopi di tempat yang biasa aku lewati telah dibangun disana. Mengingat aku seringkali melewati jalan itu, kukira itu pertama kalinya aku melihat warung kopi tersebut. Kendaraan yang kupacu keras tadi perlahan-lahan melambat dan berbelok kearah warung kopi tadi seolah ada magnet yang menarik perhatianku kesana. Kumatikan mesin "Si Merah" itu dan memasangkan kaki ketiga disana, akupun melangkah kearah kedai tersebut. Sebuah kedai kopi yang menurutku sangatlah sederhana, tenda plastik terpal dengan logo "Warung Kopi EDUUN" yang terpampang jelas di tenda tersebut dan lampu neon sederhana yang menjadi satu-satunya penerangan di tempat itu, menjadi satu-satunya mahkota penghias di warung kopi tersebut.


Namun, dibalik itu semua, ada hal yang lebih berarti lagi... Yaitu kehangatan dan kedekatan yang terjadi disana. Kulihat mereka yang memakai dasi dan menggunakan mobil mercy, berbincang hangat dengan mereka yang menggantungkan lap di leher mereka dan mempunyai julukan supir angkot. Sangat hangat! seolah mereka ini adalah sahabat atau keluarga. Sangat dekat...


"Dek, baru pulang kerja?" Ucap pak Sarjo, seorang pelanggan yang tengah duduk di kursi warung kopi tersebut.


"I..iya pak, saya kuliah..." Sahutku agak malu.


"Halah! Gak perlu malu-malu gitu... disini kita sobat dek. Umur berapapun kita tampung! Ngopi aja dulu ngopi." pak Sarjo mempersilahkan aku duduk disitu.


Ku taruh tas ku diatas meja dan ku letakan tubuhku di kursi tersebut, masuk dalam perbincangan hangat mereka yang ada disana. Pelanggan, orang kaya, pemilik kedai dan mahasiswa sepertiku, terlihat sama disana. Tidak ada perbedaan. Aku pun terlarut dalam perbincangan hangat malam itu, senyum kami, ikatan kami dan silaturahmi kami yang dibuat disana, menjadi sebuah momen berharga yang tak mungkin kudapatkan dimanapun.


Malam semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 21.30, sudah saatnya bagiku untuk kembali ke rumahku. Aku pun berpamitan pada mereka dan melanjutkan perjalananku ke rumah. Sebuah momen santai berharga yang tak pernah kau duga, bisa kau raih dalam hal-hal yang sederhana.



#CREATED_BY : Aped (BASED ON TRUE STORY)

0 komentar:

Post a Comment