Wednesday, August 19, 2015

Life

Kesendirian mungkin hal paling menyakitkan di dunia ini, beberapa dari kita tak mungkin sanggup untuk bertahan dari kesendirian. Berbagai macam ekspresi manusia lontarkan pada dunia untuk memberikan tanda bahwa mereka tak suka hidup seperti itu.


Begitu pula aku, dan sahabatku Jonah. Aku terlalu lama hidup sendirian, selalu sendirian. Sepi, sunyi dan suram mungkin sudah menjadi sarapanku setiap hari. Aku begitu depresi dengan keadaan tersebut, hingga akhirnya Jonah datang. Dia sama sepertiku, maksudku... dia benar-benar sama sepertiku. Dia bertubuh sama sepertiku, berwajah sepertiku, berjalan sepertiku dan tertawa sepertiku. Hanya sikap yang memberikan perbedaan diantara kami, karena Jonah hidup dalam tubuh yang sama sepertiku.

Jonah adalah sosok alter-ego yang aku miliki, ia selalu berada disampingku, bersamaku setiap waktu dan menjadi "penasihat" dalam hidupku. Aku sangat senang ketika Jonah datang untuk memberiku nasihat ketika aku jatuh tersungkur. Ia datang dan memberitahu apa yang harus aku lakukan, semua saran darinya selalu aku dengar meskipun tak semuanya aku dengar.

Jonah selalu mengambil kesimpulan sederhana dari suatu keadaan bahkan yang paling sulit. Ia selalu mengatakan hal-hal yang sederhana dan mudah dipahami. Dan ia selalu memandang hal-hal negatif dan menyaringnya menjadi hal positif. Jika dia manusia biasa, maka dia "mungkin" adalah manusia dengan jalan pemikiran paling sederhana yang pernah ada.

Suatu hari aku mengatakan pada diriku bahwa aku bosan dengan celotehan mereka, ucapan setiap mahasiswa yang selalu menganggapku "aneh" dan menjahiliku setiap waktu. Aku bertanya-tanya apakah aku salah dilahirkan di dunia ini? Apakah aku dilahirkan hanya untuk menjadi bahan lelucon. Kemudian Jonah datang padaku dan ia duduk bersamaku jauh di dalam hati.

Jonah : "Kenapa kau murung?"

Aku : "Mereka mengatakan aku orang aneh, mereka memasukkan balon air bocor ke dalam kantong ku dan menuliskan kata 'pecundang' tepat di pintu loker ku. Aku takut untuk melaporkan mereka."

Jonah : "Mengapa mereka melakukan itu?"

Aku : "Karena mereka menganggapku benar-benar seorang pecundang."

Jonah : "Apa kau seorang pecundang?"

Aku : "Tentu saja bukan!"

Jonah : "Lantas kenapa kau peduli?"

Aku : "Karena aku benar-benar muak. Aku melawan namun mereka malah menjadi semakin gila mempermainkanku! Aku sudah sangat kesal seperti itu!"

Jonah : "Kalau begitu berhentilah melawan dan cobalah untuk tak peduli sedikitpun. Dengan begitu mereka akan menganggap hal itu sama sekali tidak menyenangkan dan perlahan mereka akan pergi meninggalkanmu."

Aku : "Aku ragu jika hal itu akan efektif untuk menghentikan masalahku dengan mereka."

Jonah : "Siapa saja yang tertawa ketika mereka menjahilimu? Maksudku, adakah orang lain yang tertawa bersama mereka ketika mereka menjahilimu?"

Aku : "Tidak, semua orang bersimpati denganku. Namun tak ada satupun dari mereka yang mau menolongku. Bahkan sebagian bersikap tak peduli akan hal itu."

Jonah : "Lihat! Mereka saja tak peduli, kau tahu apa yang mereka pikirkan? Mereka tak ingin terkena masalah yang sama denganmu. Buktinya mereka tak membantu dirimu. Satu-satunya cara untuk lepas dari masalah adalah menghindarinya. Kau menyerah karena kau ingin lepas, biarkan mereka menang dan menganggap diri mereka sebagai orang yang paling 'keren' karena berhasil mengerjai pecundang sepertimu."

Aku : "Lalu apa yang harus ku lakukan setelah mereka berhenti mengerjaiku jika apa yang kau katakan terbukti berhasil."

Jonah : "Pergi dan jangan pernah berurusan dengan mereka lagi. Mereka mungkin akan menganggapmu sebagai pecundang nomer 1 di dunia ini, lantas? Hal tersebut tak akan mengurangi jatah hidupmu, kan? Lagipula kau sudah terbiasa terasingkan, hal tersebut adalah bagian dari hidupmu. Kau hanya perlu memulainya dari awal. Itu cukup sederhana bukan?"

Aku : "Apa ada jaminan jika hal itu pasti akan berhasil?"

Jonah : "Apa ada jaminan jika hal itu pasti akan gagal?"

Aku : "Hey!"

Jonah : "Kau meragukan hal yang belum pasti hasilnya, itu sungguh bodoh! Sederhananya, jika menjadi pecundang adalah hal yang akan membuatmu jauh dari masalah, maka kenapa kau tidak menjadi pecundang? Percuma bukan menjadi seorang jagoan namun banyak sekali masalah. Itu merepotkan. Tapi setidaknya batasi 'ke-pecundang-an' mu itu. Cukup menjadi pecundang dihadapan mereka saja, tak perlu pada orang lain. Dengan begitu mereka akan mengerti alasan kau menjadi seorang pecundang. Sederhana, bukan?"

Aku tersenyum setelah berbicara pada Jonah, tak ada alasan bagiku untuk memikirkan hal-hal yang rumit. Hidup adalah suatu hal yang rumit, apa perlu kita menjalani hidup ini dengan cara yang sangat rumit juga? Kurasa tidak...

=============================================================================

#Original By: Aped '-')7

0 komentar:

Post a Comment