Friday, August 28, 2015

Tales of The "White Bird"

Hari ini seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan bagiku ketika aku mencoba untuk mengatakan cinta padanya, pada seseorang yang telah benar-benar aku percaya, pada seseorang yang telah kuberikan segalanya, aku begitu menyukai nya dan berharap ia akan membalas cintaku. Membuatku menjadi gadis yang paling bahagia hari itu.



"Menjadi kekasih mu? Jangan bodoh! Aku sudah mendapatkan semua yang kau punya. Bahkan tubuhmu, aku sudah merasakan kenikmatan tubuhmu dan kenapa aku harus menjadi kekasihmu? Hahah!" 


Ia tertawa seolah itu adalah lelucon dan meninggalkanku di atap sendirian dan membiarkan kuil cinta yang ku bangun dalam hatiku hancur seketika seperti lautan yang memangsa Atlantis. Hilang tanpa sisa!Saat itulah aku menyadari bahwa aku mungkin orang yang paling bodoh yang pernah ada. Aku percaya pada semua perkataannya, janji-janjinya, semua ucapan sayang, rindu dan bahkan kata-kata cinta manis darinya untukku. Aku merasa telah dibodohi, aku bagaikan merak yang rela memberikan keindahan bulu-bulu ku untuk seorang pemburu bengis yang tersenyum padaku, sehingga aku lupa bahwa perlahan aku mengorbankan keindahan diriku sendiri. Aku merasa sangat bodoh!


Sepi, hampa dan sakit aku rasakan dalam tubuhku. Aku tak tahu lagi apa yang harus kulakukan, aku tak tahu lagi siapa yang harus kupercaya, aku tak tahu lagi bagaimana aku harus menghadapi dunia ini. Dunia ini penuh dengan orang-orang sepertinya? Dunia ini memang berisi sebuah kebusukan!Kaki ku melangkah dengan sendirinya ke arah ruang musik, satu-satunya dunia yang tak mungkin meninggalkanku. Aku mungkin akan mendapatkan jawaban ketika setiap jemari ini menghiburku dengan tarian melodi indah mereka diatas piano. Aku menantikannya, meskipun aku sangat kosong kali ini. Setiap kali jariku menekan tuts piano, doa dan harapanku keluar disaat yang bersamaan. Di satu sisi aku berharap ia berbalik dan mengatakan padaku jika ia berbohong dan mencintaiku, atau apa saja yang mengarahkan padaku bahwa kejadian tadi hanyalah sebuah lelucon. Namun disisi lain, aku menantikan seseorang yang dapat membantuku untuk membalaskannya. Ya! Aku ingin dia jauh lebih menderita dariku, aku ingin dia merasakan rasa sakit yang luar biasa lebih dari diriku, dan aku ingin dia merasa sesak seperti yang aku rasakan! Jika tidak, maka aku tak akan pernah percaya apapun lagi!


Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu dan berdiri disana. Memperhatikan ku dari jarak jauh hingga aku selesai bermain. Ia mengatakan bahwa ia tak suka dengan melodi yang aku mainkan tadi.


"Aku tak suka simfoni yang kau mainkan barusan." 


Ucapnya dengan santai. 


Aku tak memandangnya bukan karena aku malu atau apa, namun aku tak memandangnya karena aku tahu persis siapa yang datang memperhatikan ku.


Dia adalah Azura Kirigaya, setiap orang di sekolah ini mengenalnya sebagai 'Kurohebi (Ular Hitam)'. Tak ada seorangpun yang tahu tentangnya, tak ada seorangpun yang ingin kenal dan berurusan dengan Kirigaya. Mereka hanya tahu bahwa Kirigaya bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan. Ia dikatakan sebagai orang paling cerdas dan licik seperti ular, semua orang tak ada yang menyukainya.


Ia mendatangiku dan bertanya tentang Yushiro. Aku cukup terkejut mendengarnya karena kejadian itu baru 10 menit yang lalu dan ia sudah mengetahui semuanya. Aku yakin ia mengetahui semuanya, tapi bagaimana bisa? Apakah dia menguntit? Tapi ini kesempatan yang bagus, sang ular hitam bisa berada di pihak ku dan aku ingin tahu bagaimana cara ia bekerja. Aku putuskan untuk menerima tawaran bantuannya dan mulai menceritakan tentang kisah cintaku dengan Yushiro, ketika kami mulai pacaran hingga ia mengatakan hal menyakitkan tadi. Aku percaya jika ia bisa membantuku membalaskan dendamku.


Setelah panjang lebar aku bercerita, ia menyetujui permintaanku dan bertanya ingin seperti apa aku membuatnya menderita.


"Aku ingin dia jauh lebih menderita dariku! Aku ingin dia merasakan perasaan sakit yang kurasakan! Aku ingin dia jauh lebih terpuruk dariku! Aku ingin dia merasakan tekanan hebat dalam hidupnya sehingga ia memohon untuk tak pernah berada disini!" 


Aku mengucapkannya dengan lantang dan tanpa pikir panjang, kupikir hal itu akan membuatku terlepas dari dalam hatiku. Dan Kirigaya pun tersenyum mengatakan setuju, namun kali ini senyumnya berbeda. Ia terlihat jauh lebih kejam dari biasanya, sorot matanya... Kali ini aku benar-benar takut melihat wajahnya.


"Kalau begitu aku cukup membuat ia menjadi sangat depresi depresi dan kemudian membuat dia bunuh diri. Dan kau tahu harus membalas ku dengan apa, bukan?" Ia tertawa picik dan berjalan meninggalkanku di ruang seni itu.


Membuatnya depresi mungkin itu sudah cukup tapi membuatnya bunuh diri? Apa itu tidak terlalu berlebihan? Maksudku yang aku minta adalah Kirigaya, kan? Tak ada yang tahu apakah dia bisa melakukan hal itu atau tidak. Tapi mana mungkin Kirigaya bisa membunuh orang dengan hal seperti itu. Harap cemas muncul di dalam dadaku, sesekali aku berdoa dan menyesali apa yang telah aku minta pada Kirigaya tentang membuatnya bunuh diri. 


7 Hari kemudian tersiar kabar bahwa Yushiro tewas gantung diri di rumahnya. Aku sangat terkejut sekaligus terpukul karena hal itu. Apa mungkin penyebabnya adalah Kirigaya? Apakah ini semua salahku? Aku yang membuat permohonan pada Kirigaya tapi tak kusangka ia akan benar-benar melakukannya. Apa yang harus kulakukan? Aku sangat takut...


Ditengah kegelisahanku, ia datang dan muncul tepat dibelakangku secara tiba-tiba, membisikan sebuah kata-kata di telingaku.


"Aku sudah melakukan pekerjaanku, kau tak lupa tentang kesepakatan kita, bukan?"


Ia melangkah pergi seolah ia puas dengan apa yang ia dapatkan. 


Di satu sisi aku merasa puas atas kehilangannya, namun disisi lain aku begitu terpukul karena orang yang kucintai telah tiada. Si Ular Keparat itu... Sebenarnya siapa dia?
============================================================

#Created By: Aped '-')7
Maaf kalau ceritanya garing. Ngomong ngomong bacanya dari yang "Black Snake" dulu ya :D

0 komentar:

Post a Comment