Wednesday, June 3, 2015

Diary : "Tulisan..." (Episode 3)

Kudengar mereka yang sudah pergi tak akan pernah bisa kembali, meskipun kau berlutut, menangis, memohon sambil menjerit, mereka yang sedang tertidur lelap itu tak mungkin bisa kau bangunkan.



Kudengar mereka yang sudah pergi tak akan pernah bisa merasakan, betapa kehilangan kami disini. Mereka hanya melangkah menjauh tanpa menoleh ke belakang, pergi meninggalkan dunia ini dan menyisakan kesedihan di diantara kami semua. 


Dan kudengar mereka yang mati tak akan pernah mengingat kenangan-kenangan yang telah mereka buat. Tak peduli sepahit apa kenangan itu, seindah apa kenangan itu, sesulit apapun kenangan itu dilupakan, ketika mereka pergi mereka tak akan pernah mengingat kembali kenangan-kenangan itu. Siapapun mereka, siapapun kita yang membuat kenangan itu, apapun jenis kenangan itu.


Dengan kehadirannya di sampingku, kini aku mulai bertanya-tanya, mungkinkah mereka yang pergi sebenarnya ingin kembali? Mungkinkah mereka yang pergi sebenarnya merasakan sakit? Dan mungkinkah mereka yang pergi sebenarnya mengingat semua kenangan yang telah mereka buat bersama kami disini? Ribuan pertanyaan tersebut selalu saja terlintas di pikiranku, dia, Rinka, orang yang seharusnya sudah melangkah pergi dari sini, orang yang seharusnya sudah tak berada disini lagi, orang yang seharusnya memberikan memori terakhir disini, kini ia berada di depanku, memelukku erat dengan tubuh dinginnya yang terasa sangat menusuk di kulitku, menangis... memohon padaku untuk membawanya pergi dari sini.


Sebenarnya aku tak mengerti apa yang ia ocehkan sedari tadi, aku tidak mengerti apa yang ia maksud dengan pergi, tapi kukira ia ingin aku membantunya pergi menuju kehidupannya yang asli, di surga sana. Ku tatap matanya dalam berusaha memastikan perkataannya dengan jawabanku. 


"Kazuma..." Ujar Rinka padaku. "Aku mohon, aku mohon, aku mohon padamu untuk membawaku pergi dari dunia ini. Tolonglah aku." 


"Ri..Rinka, apa.. apa-apaan ini? Apa yang terjadi?" Tanyaku padanya.


"Kazuma, aku tak bisa pergi ke surga sana. Aku berharap kau mau membantuku untuk pergi kesana. Maukah kau membantuku?" Tanya Rinka.


"Tidak bisa? Bagaimana mungkin?" 


Rinka dengan perlahan melepaskan pelukannya dari tubuhku, ia membalikan tubuhnya dan berjalan kembali ke kamar itu, seolah memberikan isyarat bahwa aku harus mengikutinya. Dengan ragu ku ambil langkah pertama menyusuri tangga, tiap tangga ku naiki. Langkahku masuk kembali kedalam kamar itu. Rinka mengarahkan telunjuknya pada diary merah yang tergeletak di lantai itu. Kuraih diary itu dan ku genggam sambil memandang Rinka.


"Buka dan bacalah..." Pinta Rinka padaku.


Aku sempat bingung dengan permintaannya, bukankah ia tahu bahwa diary merah ini kosong? 


"Rinka, tapi bukannya diary ini kosong?" Jawabku.


Namun Rinka tetap bersikeras padaku untuk membuka dan membacanya. Kupikir tak ada salahnya kan membukanya? Diary ini tidak akan membahayakanku, kan? Itu Rinka yang memintaku, bukan orang lain. Lembar sampulnya pun ku buka, di halaman pertama aku sungguh terkejut melihat tulisan rapih disana. Padahal ketika pertama kali aku melihatnya, tidak ada tulisan maupun titik pada buku itu. 


"Kenanganku..." Tertulis dalam buku itu, kenanganku? Apa maksudnya? 


"Rinka..." Aku menoleh padanya setelah membaca halaman pertama, ia tersenyum manis padaku dan memintaku untuk membuka halaman selanjutnya. Perlahan ku buka halaman kedua dari buku itu, aku melihat sebuah catatan. Ya! catatan... sebuah catatan tulisan tangan yang sangat indah, ini jelas bukan milikku, aku tidak bisa menulis dengan tulisan seindah ini, ini lebih mirip dengan... Tulisan Rinka sendiri bahkan jauh lebih indah daripda ia waktu hidup dulu. Tinta merah yang indah membuatnya terlihat lebih hidup seperti darah yang mengalir pada tubuhnya ketika ia masih bernafas. Aku cukup tertarik membaca tulisannya, namun... Apa ini? Tulisan ini... dia menuliskan sebuah kejadian yang telah terjadi barusan, apa maksudnya? Kapan ia menulisnya?


Kenangan kah yang ia inginkan? Atau hanya sebuah coretan tinta merah yang ingin ia tuliskan disini? Rinka, tolong beri tahu aku apa yang kau inginkan... sebelum kau mati dahulu.

===================================================================================

#Created_By: Aped  ._.b

0 komentar:

Post a Comment