Wednesday, May 27, 2015

Diary : "Matanya..." (Episode 2)

"Kenapa kau berkeringat? Apa kau takut? Kenapa kau pucat? Apa kau gugup? Kenapa kau bicara terbata-bata? Apa kau tak percaya? hihi, manusia sangatlah lucu ya jika mereka sedang ketakutan." Ujarnya ketika dia menatap dalam mataku.



Aku tak percaya pada pemandangan yang aku lihat, disana, diatas kasur itu, dia duduk dan tersenyum padaku. Dengan mata hitamnya yang sama seperti dulu, rambut hitamnya yang sama seperti dulu, dan ditambah dengan senyum manisnya seperti dulu. Yang berbeda adalah... dia seharusnya sudah mati 14 hari yang lalu! Rinka, itu Rinka kan? Aku yakin itu Rinka! Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia duduk manis dan tersenyum padaku dengan kulit putih pucatnya itu? Apa dia tidak tahu bahwa dia sudah mati? Bagaimana ini?


"Ri...Rinka? Ba...bagaimana bisa? Kau kan sudah..." 


"Mati.." Dia memotong perkataanku. "Ya... aku memang sudah mati, aku menyadari itu, Kazuma. Hihi..." Dia menyambung perkataannya.


"Huuaa!!" Aku pun berlari sekencang-kencangnya, keluar dari kamar Rinka dan berlari menuju ruang utama. Aku tak mau tahu, aku tak mau percaya apa yang ada di belakangku. Sebisa mungkin aku ingin pergi keluar. Bahkan diary yang ku pegang, ku lempar dan tak sedikitpun aku berniat untuk mengambilnya lagi.


"Sial! Dia kan sudah mati! Bagaimana bisa ini? Apa yang terjadi" Aku berlari dan sesekali kaki ku terjatuh membawa badanku menuju lantai. Aku pun bangkit dan bangkit kembali, kepanikan ku sampai batas. Kala itu aku hanya berpikir untuk keluar dari rumah, tidak peduli apapun yang terjadi, aku harus keluar dari rumah dan menyelamatkan diriku sebelum hal buruk terjadi padaku.


CLUK..CLUK, bunyi itu terdengar ketika aku memutar gagang pintu.. Itu membuatku semakin panik, "Pintunya terkunci?! Bagaimana bisa?!" Gumamku sambil terus mencoba untuk membuka pintu itu.


Dor Dor Dor, ku pukul pintu rumah itu berkali-kali, berharap seseorang mendengarku dan mendobrak pintu ini dari luar. Tapi sepertinya hal yang kulakukan itu sia-sia, tak ada seorangpun yang mendengarku. Ditambah halaman rumah kami yang luas membuat suaraku tak mungkin terdengar dari dalam. Aku pun berbalik dan bersandar di pintu itu, kudapati Rinka sudah ada di depanku, berdiri mematung sambil menatapku dalam-dalam. Sesekali senyuman terukir lembut di wajahnya.


Namanya juga hantu, aku tetap saja panik meskipun ia sudah tersenyum padaku. Aku hanya bersandar dan berharap Rinka menjauhi diriku.


satu langkah, dua langkah... Rinka berjalan perlahan menghampiri diriku, aku menutup mataku dan berdoa pada Tuhan agar tak terjadi sesuatu. Oh Tuhan, mengapa aku berada di situasi seperti ini? Sungguh bodoh bukan aku berlari dari saudari ku sendiri?


"Rinka, aku mohon... aku mohon... apapun yang kau inginkan, ambilah, tapi jangan kau ganggu diriku. Aku mohon." Aku mengiba pada Rinka, posisi mataku masih tertutup. Hingga tiba-tiba...


Plukk...


Dia memelukku, Rinka memelukku, tubuh dinginnya tersentuh oleh diriku. Dingin, sangat dingin... Jika dibandingkan dengan air es, mungkin tubuhnya jauh lebih dingin dari air es. Tidak ada detak jantung terdengar dari dirinya, mungkin benar dia sudah mati... Tapi hey, apa ini? Mengapa dia memelukku? Sangat erat. 


"Kazuma, aku mohon. Bantulah aku untuk pergi..." Lirih Rinka.


Perlahan tapi pasti, ku coba beranikan diri untuk membuka mataku secara perlahan. Aku tersentak melihat apa yang terjadi pada Rinka, dia bicara dengan nada lirih sambil memeluk erat tubuhku. Bukan perkataannya yang membuatku kaget, tapi... matanya. Matanya mengeluarkan air, ya! Dia menangis....


"Bantulah aku untuk pergi dari dunia ini... aku mohon... aku mohon, Kazuma" Ujar lirih Rinka.


Dia, benar-benar sedang menangis ....

=======================================================

#Created_By: Aped  ._.b

4 comments:

  1. tulisannya keren dan berkelaas, mungkin tampilan blognya aja yang dipercantik lagi biar lebih profesional aja, sedikit masukan aja gan hehehehe

    ReplyDelete
  2. cukup bagus gan
    cuma agak risih aja kalau diulang-ulang penjelasan dia berlari dan pas dia dingin dan dipeluk.

    setuju sama atas, ganti tempaltenya gan, biar menarik

    ReplyDelete
  3. tengkyu buat masukannya :) semoga kesananya bisa lebih baik lagi.

    ReplyDelete
  4. Mantap ped postingan sama template nya . Kunjungi blog urg nya ped hehe http://rahezaprayudita.blogspot.com/

    ReplyDelete