Monday, June 1, 2015

Hijab Rangers - Realita Gadis Muslim di Negeri Sakura. "Pertemuan..."

5 hari telah berlalu, aku menghabiskan hari-hariku di kota Tokyo bersama keluarga Kihara. Meskipun tidak serumah, tapi kami bertetangga. Mereka sangatlah ramah padaku, terutama Rinka-san. Gadis yang hampir seumuran denganku itu sangatlah baik padaku. 



Rinka-san adalah putri keluarga Kihara, dia duduk di bangku SMA kelas 3, hanya terpaut 1 tahun denganku. Dia baik, manis, imut dan juga energik. Aku berharap bisa dekat dengannya selama aku disini. Dialah yang mengenalkan aku pada tetangga-tetangga disekitar komplek perumahan kami, dan dia juga yang mengenalkan aku pada teman-temannya 2 hari yang lalu. Humm, kupikir aku tidak akan punya masalah sosial disini.


Ada juga Enoshima Kihara-san. Beliau adalah ibu dari Rinka-san dan juga mitra kerja umi di Jepang. Umi mengenalkan aku padanya ketika beliau melakukan kunjungan pertama kali ke Indonesia, saat itu beliau sedang mampir kerumahku dan melihat aku disana. Umi berhubungan baik dengan Kihara-san dan juga keluarganya. Jika digambarkan, Kihara-san adalah orang yang cukup bijaksana, dermawan dan juga fleksibel. Beliau sangat menyayangi Rinka-san, seorang istri yang bertanggung jawab dan juga orang yang menurutku paling enak diajak bercanda. Disamping itu dia tidak pernah berbohong ketika bicara dengan umi dan... selalu mengawasiku, Hmm.... kuharap dia tidak melaporkan kebiasaan-kebiasaan buruk ku di sini pada umi.


Kemudian Tanaka Kihara-san. Beliau adalah mitra kerja ayahku di Jepang. Tidak banyak yang ku ketahui tentangnya karena sudah 5 hari ini beliau tidak menampakkan wajahnya. Hmm... seperti apa ya rupanya?


"Risha-san, apa kau sudah bangun?" Teriak Rinka-san dari kamarnya. Kebetulan kamarnya dengan kamarku saling berhadapan, meskipun di lantai dua. Huu, betapa beruntungnya aku. "Hey! Risha-san!" Teriaknya sekali lagi.


Aku pun terbangun dari mimpi indah ku karena suaranya, Yaa Allah, suaranya membuat telingaku sakit. Padahal kan ini masih... eh tunggu, ini jam berapa ya? Ku raba-raba semua benda yang ada di meja, namun tak ku temukan sebuah mesin pengganggu tidur itu disana, yap! aku tak menemukan jam beker ku. Kemana perginya si makhluk kecil bising itu? 


"Yaa Allah! Hari ini kan aku ada acara dengan Rinka-san!" Aku pun terperanjak dari tidurku, membuka kaca jendela dan membiarkan matahari cerah masuk ke dalam kamarku. Kulihat Rinka-san berdiri disana dengan sebuah jaket blazer dan rok feminim diatas lutut, serta syal yang ada di lehernya. Membuatnya tampak imut sekali seperti gadis cantik yang ada di anime-anime Jepang.


"Hey! Risha-san! Sedang apa? Kau tidak siap-siap? Kita kan ada acara hari ini." Ujar Rinka-san padaku.


"Hey! Rinka, jam berapa ini? Apa aku terlambat?" Tanyaku.


"Umm.." Rinka pun melihat kearah jamnya "Um.. jam setengah 9, kereta berangkat jam setegah 10. Kau punya waktu sekitar 15 menit untuk bersiap, Risha-san." Jelasnya... Dia berbalik arah dan keluar dari kamarnya.


"Eeh... tunggu, Rinka-san." Seru ku.


"Ayoo.. nanti ku tinggal looh!" Dia pun menutup pintu kamarnya dan bicara dengan nada dingin.


"Astagfirullah! Aku lupa kalau hari ini aku harus membeli beberapa pakaian untuk perkuliahan hari Senin nanti. Aduh! cuma 15 menit lagi... gimana nih?" Panik mulai menyerang hati dan pikiranku.


Aku pun berlari dengan sangat cepat dan pergi ke kamar mandi, aku berpikir untuk memulainya dengan mandi, dandan kemudian berangkat. Untuk makan mungkin aku akan membeli beberapa jajanan di jalan sana. 


"Harus cepat! Harus cepat..." Kupasangkan hijab di kepalaku, ku tutupi semua bagian tubuhku dan...


"Yaa Allah! Salah lagi pake hijabnya! Miring sebelah, yang ini pendek... ulang lagi deh". Dan... gagal...


Karena tragedi hijab itu, kami tertinggal jadwal kereta pertama. Rinka-san memaklumi hal itu karena tidak ada wanita yang bisa berdandan hanya dalam waktu 15 menit. Terus terang saja, kukira Rinka-san akan marah ketika terlambat, tapi nyatanya dia juga orang yang cukup santai dalam hidupnya. 


"Kereta selanjutnya datang jam 10.12, 20 menit dari sekarang. Kau sudah makan, Risha-san?" Tanya Rinka.


"Eh... um, belum, Rinka-san. Aku tadi buru-buru, jadinya aku tak sempat sarapan." jawabku.


"Hmm, begitu ya. Ayo kita beli takoyaki di depan sana. Kudengar kios baru takoyaki itu sangatlah enak, tenang saja itu terbuat dari daging gurita kok." 


Kami pun pergi dan membeli beberapa buah takoyaki disana. Benar saja, takoyaki di tempat itu sangatlah enak! Aku sering membeli takoyaki di Indonesia sana, tapi menurutku disinilah takoyaki yang paling enak yang pernah aku makan.


Ketika kami duduk, terlintas begitu saja dalam pikiranku tentang Rinka-san. Aku ingin mengenalnya lebih dekat, mungkin tentang kehidupannya, keluarganya dan juga seperti apa dia. 


"Rinka-san, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanyaku.


"Ada apa?" 


"Aku sudah mengenalmu 5 hari belakangan ini, dan bahkan kau memperbolehkanku memanggil nama depanmu. Tapi aku belum mengenalmu lebih dekat, bisakah aku seperti apa kau ini?" 


"Hmm... seperti apa ya? Disekolah aku sering diledek si pendek, atau botak. Terus, terus... ah! Iya, aku ini sebenarnya anak kedua!" Ujarnya.


"Hah? Kau punya kakak?" Tanyaku kaget.


"Iya, kakak laki-laki ku. Namanya Akira Kihara. Oh iya kau belum bertemu dengannya ya? Dia melanjutkan SMA nya di Jerman dan seharusnya hari ini dia kembali ke sini, rencananya sih dia juga akan kuliah disini. Kalau tidak salah dia akan 1 kampus denganmu, entah 1 fakultas atau tidak. Aku tidak tahu." Ujarnya.


"Sebentar-sebentar, kau punya kakak laki-laki yang satu kampus denganku? Kapan dia kemari?" Tanyaku.


"Seharusnya dia kembali hari ini, beruntungnya karena kita terlambat jadi kita bisa bertemu kakakku dulu di kereta selanjutnya sebelum berangkat."


"Dia itu orang seperti apa sih?" Tanya nya.


"Kalau dipikir-pikir dia itu adalah orang yang paling menyebalkan yang pernah ada, dia selalu menjahiliku, tidak pernah puas jika tidak membuatku marah untuk 1 hari saja. Tapi itulah yang membuatnya selalu berada di sampingku setiap waktu, meskipun dia menyebalkan tapi dia adalah kakak yang ku sayangi." Jelasnya.


"oh, begitu. Kuharap kita bisa bertemu dengannya. Aku penasaran seperti apa wajahnya."


"Baiklah, akan ku coba telepon dulu dimana dia. Biasanya orang itu selalu muncul tiba-tiba".


Rinka pun mengambil ponselnya dari saku jaketnya, dia terlihat sedang serius mencari-cari kontak kakaknya, tak lama kemudian ia mencoba menelepon kakaknya. Terlihat gerak-gerik bibir Rinka sedang bicara dengan kakaknya di telepon, sesekali senyuman terukir di wajah Rinka-san mendengar suara kakaknya lewat telepon. Tak lama kemudian ia mematikan ponselnya dan melihat ke arahku sambil tersenyum.


"Beruntung sekali, ia sudah ada di stasiun sini". 


Kami pun berlari dan pergi menghampiri kakaknya Rinka, sepertinya kami malah lupa dengan tujuan utama kami keluar rumah, hihi yasudahlah, waktu masih panjang ini dan perjalanan kami tidaklah jauh. 


Ramainya kereta pada saat itu membuat kami kesulitan untuk mencari dimana kakaknya saat itu, satu persatu kami perhatikan orang-orang disekitar, tapi tidak ketemu. 5 menit kami pun mencari, tiba-tiba seorang pria menepuk pundak kami berdua dari belakang. Alangkah terkejutnya aku ketika ia menepuk pundakku, aku dan Rinka pun berbalik kearah pria tersebut. 


"Yoh! Rinka-chan!" Ujar pria itu sambil tersenyum, "Sudah lama kita tidak bertemu ya."


Rinka pun melangkah maju dan memeluk pria itu sambil tersenyum bahagia. Dia tersenyum menyambut kedatangan pria itu, ya. Pria itu adalah Akira, kakak dari Rinka. 


"Kakak!" Ujar Rinka, "Selamat datang kembali, kak!".


Ku pandangi wajah pria itu, betapa terkejutnya aku mengetahui ia adalah kakaknya Rinka. Tidak, maksudku apa benar ia ini adalah kakaknya Rinka? Dia lebih terlihat seperti seorang malaikat pria yang jatuh dari syurga. Tubuhnya sangat tegap, kulitnya yang putih, rambut hitamnya dan pakaian santai namun stylish terpampang di tubuhnya. Mereka lebih terlihat seperti seorang kekasih daripada adik dan kakak.


Tapi, hey. Apa ini? Kenapa hatiku dag dig dug saat melihat pria itu? Ini kan pertama kalinya aku bertemu dengannya? Apa ini? Rasanya aku malu setengah mati melihatnya...


Siapa sih dia? Kok aku deg-degan ya?

================================================================================

#Created By: Aped 

Link Episode sebelumnya : 


<photo id="1" />

0 komentar:

Post a Comment