Friday, May 15, 2015

Dear God...

"Untuk Tuhan....


Aku mencintai gadisku lebih dari aku mencintai diriku sendiri. Aku menyayanginya lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. Tiap kali aku tertidur, tak pernah lupa aku berdoa untuknya... Kupikir Engkau tahu kan setiap kali doa ku sebelum tidur selalu kutujukan untuknya?Kau tahu, Tuhan? Tiap kali ia menangis, aku selalu berharap untuk bisa menjadi bahu penenang untuk dirinya. Meski aku tahu... Meski aku harus menerima kenyataan ketika ia tersenyum kembali, ia tak akan pernah mengingatku.Namun ketika aku mulai mencintainya, aku merasa sangat takut... Aku sangat takut akan kehilangan dirinya. Aku memutuskan untuk meninggalkannya ditempat dimana aku pertama kali bertemu dengannya... Dan sekarang aku berharap ia akan kembali padaku...



Egois? Ya... aku egois ketika aku merasa sendirian.Lelah? Ya... Aku merasa sangat lelah ketika aku egois.Pengecut? Ya... Aku seorang pengecut yang kelelahan.


Namun dibalik itu semua... Aku merindukannya kembali. Meski satu kali... Meski terakhir... Meski ini menjadi yang terakhir... Aku ingin sekali memeluknya dan mengucapkan selamat tinggal padanya.


Berulang kali aku berpikir apakah surat yang kutujukan pada-Mu ini akan Engkau baca dan berharap Engkau akan memberikan jawaban padaku? Ataukah justru Engkau akan tertawa ketika Engkau membaca surat ini dariku?


Aku merasa bodoh menganggap ini adalah hal yang paling baik yang pernah aku lakukan untuknya.Aku merasa bodoh menganggap keputusan yang ku ambil adalah keputusan yang terbaik untukku.Aku merasa bodoh menganggap ia akan mampu lebih bahagia ketika ia bertemu dengan orang lain selain diriku.


Kini ia telah terbaring lemah... tertidur untuk selamanya. Kain putih polos inilah yang akan menutup wajah cantik miliknya untuk selamanya. 


Tuhan... Surat ini ku berikan padanya untuk-Mu. Dan ketika ia sudah sampai di Surga sana, katakanlah padanya bila aku menyayanginya selamanya... Aku menyesal meninggalkannya, dan tak kembali di hari terakhir kehidupannya. Katakanlah padanya jika aku akan selalu berdoa untuknya meski ia sudah bahagia disana. Dan katakanlah padanya bahwa aku merindukannya ketika aku tak lagi bisa melihat senyumnya dari kejauhan... Katakanlah bahwa aku MENCINTAINYA... Dan akan terus selalu mencintainya...


Dari: Eren "

================================================================

@Created By: Aped 

#NOTE: Cerpen ini ngambil style "Letter Writing". Engga tau udah ada apa belum... aku kira kalo bikin tulisan surat ini bisa jadi cerpen '-')? maaf aja kalo berantakan soalnya baru pertama kali. Gimana master komentarnya?

1 comment:

  1. ada kata 'ku' yang nggak digabung dengan kata setelahnya.


    walau ini bentuknya seperti surat tapi pengulangan katanya bikin agak bosen.

    coba dibikin singkat dan jelas aja kalimatnya. ini nggak terasa sedih lebih kayak bertele-tele aja sengaja memanjangkan tulisan

    ReplyDelete